Anda bosan 5 BAB? kalau iya, sangat wajar sekali, karena banyak jamaah 354 lainnya yang merasakan hal serupa. Saya beberapa kali mendengar dari jamaah yang masih aktif, betapa membosankannya 5 BAB itu.
Dulu saya pun mengalami hal serupa. Bahkan ketika asrama Al-Quran di Kediri tahun 2007, karena sudah khatam makna Al Qur’an sebelumnya, saya berulang kali berpikir kenapa ilmu agama ini hanya segini. Apapun isi Al-Qur’an, kesimpulannya nanti hanya bermuara pada 5 BAB, dan berapapun banyaknya hadits-hadits besar yang kita khatamkan, pasti muaranya adalah 5 BAB.
Jika anda jamaah galipat yang masih aktif, coba Anda renungkan dalam-dalam dan berulangkali, insyaallah hati anda akan merasakannya, kehampaan ilmu yang ujung-ujungnya 5 BAB.
Padahal ilmu agama yang benar itu seharusnya akan membawa pada ketentraman hati dan ketenangan pikiran, sehingga jauh dari rasa galau, gelisah, sumpek, pusing karena masalah dan sebagainya.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS ar-Ra’du:28).
Lama setelah itu, saya temukan keluasan ilmu dan ketenangan hati itu ketika saya mulai membaca buku-buku para ulama ahlussunnah yang referensinya adalah penjelasan dari para sahabat, tabiin, tabiut tabiin, tentang makna dari Al-Qur’an yang disampaikan Nabi Muhammad shollallohu’alaihi wa sallam.
Coba bayangkan, lafadz “Alhamdulillahi robbil’alamin” itu penjelasannya luar biasa panjang, bahkan ketika saya ikuti kajian tentang tafsir Al fatihah, waktunya cukup lama. (Kalau ngaji di jamaah, ya di-mangkulkannya hanya dengan arti “segala puji bagi Allah”).
Begitu paham makna lafadz “Alhamdulillahi robbil’alamin“, saya menangis ketika membaca lafadz ini dalam sholat. Begitu dalam makna lafadz ini dan saya seolah merasakan Allah membalas ucapan saya di lafadz-lafadz Al Fatihah saat itu. Selain itu, saya merasakan dengan menghayati seperti ini, hati menjadi tenteram dan pikiran menjadi tenang.
Kesimpulannya, mulailah membuka mata anda lebar-lebar untuk ilmu yang shohih yang tidak ada di jamaah galipat. Pilih referensi-referensi yang benar, baik itu buku/kitab maupun tempat kajian dan pengajarnya. Jika anda berniat tulus, ikhlas mencari ridho Allah, insyaallah akan dibukakan jalan. Dan yang paling penting adalah doa terus pada Allah agar selalu ditunjukkan hidayah-Nya, sebagaimana anda sering mengucapkan “ihdinasshirotol mustaqim” dalam setiap rokaat sholat anda.
Abu Abdurrohman (Mantan IJ Ketua Muda-mudi dan Pengurus GP Desa) – Musi Banyuasin, Januari 2019
Komentar
Posting Komentar