PENGERTIAN DALIL 'LA ISLAMA ILLA BIL JAMAAH'

1. Hadits tentang ucapan Umar r.a:

إِنَّهُ لَا إِسْلَامَ إِلَّا بِجَمَاعَةٍ وَلَا جَمَاعَةَ إِلَّا بِإِمَارَةٍ وَلَا إِمَارَةَ إِلَّا بِطَاعَةٍ.

_Ingatlah, sesungguhnya tidak ada Islam kecuali dengan berjama'ah, dan tidak ada jama'ah kecuali dengan adanya kepemimpinan, dan tidak ada (gunanya) kepemimpinan kecuali dengan ketaatan._ HR. Al-Darimi: 253

Berdasarkan hadits tsb maka ada sebagian kelompok meyakini bhw umat Islam yg selain kelompoknya itu tdk sah.

Dengan kata lain, hadits tsb mengalahkan atas firman Allah dan sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam (dalil al-Qur'an & al-Hadits).

Di dalam al-Qur'an dan al-Hadits dinyatakan bhw dg mengucapkan dua kalimat syahadat sesorang dinyatakan sudah sah menjadi Muslim yg haram jiwanya, hartanya dan harga dirinya.

pokoknya kalau tdk menetapi jamaah, maka Islamya tdk sah alias kafir.

Sehingga muncul amalan2 yg ekstrim seperti tdk boleh mendoakan pengampunan bagi orang tuanya sendiri yg tdk ikut jamaah mereka.

Putus hubungan waris dg orang tua sendiri, sampai perceraian suami-istri.

Hadits tsb juga yg dijadikan dasar oleh para teroris spt ISIS, JAD dsb, yg meledakkan bom di tempat2 ibadah termasuk di masjid2.

2. PEMBAHASAN

Hadits tsb sama sekali tdk memenuhi syarat untuk menjadi dalil agama apalagi untuk memansuhk atau membatalkan dalil yg di atasnya yaitu firman Allah dan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam

Diantara kesalahan2 di dlm memahami hadits tsb antara lain adalah:

2.1. Dari sudut _wurud_ (periwayatan) hadits itu sanadnya dhoif, sbb dijumpai _syahid_ di hadits yg lain yg sama2 dhoifnya.

Suatu hadits baru dapat dijadikan dalil jika kedudukannya shohih, itupun jika tdk _mutawatir_ maka kebenaran yg dikandung hanya bersifat _dzonniy_ (bukan kebenaran tunggal).

Artinya hadits tsb tdk bisa dijadikan hujjah apalagi untuk memansukh hukum Allah dan Rasul.

2.2. Sumber matan, sumber matan hadits tsb adalah Umar bin Khatthab r.a.bukan nabi dan dhoif .

Jadi, dari sudut sanadnya dhoif, ditambah sumber matannya juga bukan Allah dan juga bukan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, maka tdk bisa meletakkan hadits tsb di atas firman Allah dan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

2.3. Sejarah _matan_; bhw dari sudut sejarah, dg ucapannya Umar laa islama illa bil jama'ah... mengingatkan kaum Muslimin agar mentaati kebijakannya sbg pemerintah.

Saat itu Umar melihat kaum Muslimin terjangkit penyakit hedonisme (tamak harta) dan berlomba2 meninggikan bangunan.

Dan hal itu memicu gaya hidup yg individualistik.

Hal ini terjadi karena saat itu kaum Muslimin, baru saja menaklukkan dua empayer besar (Romawi dan Persia), sehingga banyak diantara mereka yg menjadi OKB (orang kaya baru), mereka berlomba2 dlaam mempertinggi bangunan.

Umar perintah bhw itu semua akan kembali menjadi tanah.

Maka ketika Umar memanggil mereka dg sebutan mengecilkan _isim tasghir_ yaitu;

يَا مَعْشَرَ الْعُرَيْبِ.

_Wahai bangsa Arab kecil._

Umar tdk menyebut dg sebutan yg wajar;

يَا مَعْشَرَ الْعرَبِ

_Wahai bangsa Arab._

Dengan maksud supaya mereka 'sadar diri'.

2.4. Kata _illa bil bil imarah_ (الإمارة) dipahami oleh sebagian kelompok sebagai imam rahasia yg dibaiat secara sembunyi2 dan tdk punya kekuasaan wilayah pemerintahan sedikitpun.

Padahal yg dimaksud oleh Umar adalah pemerintah atau kepala pemerintahan yg terang2an diakui oleh masyarakat luas.

Tujuannya, agar syariat Islam bisa dilaksanakan dg baik dan agar wujud keadilan di kalangan umat maka perlu ada pemerintah yg menjalankan itu semua.maksud dalil tersebut seperti itu.

Selanjutnya Umar menyebut kriteria pemimpin yg baik.

Perhatikan lengkapnya hadits tsb:
Inilah hadist lengkapnya;

عَنْ تَمِيمٍ الدَّارِيِّ قَالَ تَطَاوَلَ النَّاسُ فِي الْبِنَاءِ فِي زَمَنِ عُمَرَ فَقَالَ عُمَرُ يَا مَعْشَرَ الْعُرَيْبِ الْأَرْضَ الْأَرْضَ إِنَّهُ لَا إِسْلَامَ إِلَّا بِجَمَاعَةٍ وَلَا جَمَاعَةَ إِلَّا بِإِمَارَةٍ وَلَا إِمَارَةَ إِلَّا بِطَاعَةٍ فَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى الْفِقْهِ كَانَ حَيَاةً لَهُ وَلَهُمْ وَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى غَيْرِ فِقْهٍ كَانَ هَلَاكًا لَهُ وَلَهُمْ.

Dari Tamim Ad Dari radliallahu 'anhu ia berkata: "Orang-orang berlomba-lomba mempertinggi bangunan pada zaman Umar, lalu Umar berkata: 'Wahai masyarakat Arab ingatlah tanah, ingatlah tanah, sesungguhnya tidak ada Islam kecuali dengan berjama'ah, dan tidak ada jama'ah kecuali dengan adanya kepemimpinan, dan tidak ada (gunanya) kepemimpinan kecuali dengan ketaatan. Barangsiapa yang dihormati kaumnya karena ilmu, hal demikian membawa kebaikan untuk kehidupan dirinya dan masyarakatnya, dan barangsiapa yang dihormati oleh kaumnya bukan karena ilmu, maka ia hancur (begitu juga dengan) kaumnya' "._ HR. Al-Darimi: 253.

2.5. Kesalahan memahami atsar 'Umar Bin Khattab Radhiyallahu 'anhu.

Atsar 'Umar Bin Khattab Radhiyallahu 'anhu, walaupun secara sanad dho'if, jika tetap ingin digunakan sebagai dalil, maka fokus penekanannya adalah perintah untuk mendengar dan ta'at kepada ulil amri, bukan memahami bahwa, Islamnya seseorang tidak wujud, tidak sah, kafir jika tidak punya Amir.

Kata لا dipahami dengan tidak sempurna, bukan tidak wujud atau tidak sah.

Tidak wujudnya atau tidak sahnya Islam seseorang, jika dia membatalkan dua kalimat syahadatnya, seperti menganggap ada sesembahan yang boleh diibadahi selain Allah, tidak mengakui kerasulan Muhammad Shallallahu'alayhi wa sallam, bukan karena tidak punya Amir yg dibai'at.bukan.

Contoh dalil lain yang menggunakan kata لا dengan pengertian tidak sempurna adalah sebagaimana hadits berikut
Sebenarnya banyak dalil yg menggunakan kata laa

Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda

وَاللهِ لَا يُؤْمِنُ ، وَاللهِ لَا يُؤْمِنُ ، وَاللهِ لَا يُؤْمِنُ . قِيْلَ: وَ مَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: الَّذِيْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

“Demi Allah, tidak beriman, tidak beriman, tidak beriman. Ada yang bertanya: ‘Siapa itu wahai Rasulullah?’. Beliau menjawab: ‘Orang yang tetangganya tidak aman dari bawa’iq-nya (kejahatannya)‘” (HR. Bukhari 6016, Muslim 46)

Maka hadits diatas tidaklah dipahami bahwa orang yang berbuat jahat kepada tetangganya sebagai orang yang tidak beriman, kafir, namun orang yang berbuat jahat kepada tetangganya maka imannya tidak sempurna.

3. PENUTUP

Kesalahan dlm memahami hadits tsb berakibat sangat fatal, yaitu mengafirkan umat Islam yg lain yang tidak berbai'at kepada Amir/Imamnya yg rahasia.
Akibat menganggap orang lain kafir timbul dampak yg lain-lainnya...

Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua.

Hadaniyallahu wa iyyakum.

Picture = Ajaran Takfiri dan Vulgar